1.1. Upaya memupuk nasionalisme agar tidak rentan, mudah pudar dan bahkan terkikis habis dari “dada bangsa Indonesia” tentu perlu keseriusan dan optimisme. Ada sasanti di beberapa lembaga pendidikan yang mungkin pernah kita dengar atau dilihat, bahwa dalam rangka kaderisasi calon-calon pemimpin bangsa, hendaknya terus dimantapkan “dwi warnapurwa – cendekia wusana”. Secara sepintas inti maksudnya adalah untuk menciptakan kader-kader pemimpin bangsa ini, agar memiliki rasa dan jiwa nasionalisme yang tinggi dan serta berpikir cerdas dan patriotik. Merah putih lebih dulu, baru kecakapan intelektualitas dan kecendikiawanan yang tinggi untuk melengkapinya. Tidak kita inginkan dimasa datang banyak pemimpin kita cakap dan cerdas tetapi tidak memiliki jiwa kejuangan atau mentalnya lemah. Walaupun pengaruh globalisasi “mendera” dan “melarutkan” apa saja yang ada dimuka bumi ini, tentu tidak boleh larut dan tersapu semua nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme tersebut. Oleh sebab itu yang perlu dipupuk pada dasarnya adalah jati diri Bangsa Indonesia. Beberapa esensi jatidiri antara lain :
a) Bangsa Indonesia Sebagai Bangsa Pejuang dan Anti Penjajah.
Sebagaimana tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, telah menjadi pelajaran dan melegitimasi citra Bangsa Indonesia, dimata dunia, bahwa Bangsa Indonesia akan tetap dikenal sebagai bangsa yang anti penjajah dan rela berkorban bagi kejayaan bangsanya. Semangat ini dipupuk terus dengan penerusan implementasi nilai-nilai, melalui wahana pendidikan di berbagai strata bagi generasi penerus bangsa.
Tidak boleh bosan-bosan menanamkan sikap anti penjajah ini bagi generasi muda, karena di pundak merekalah masa depan bangsa ini akan kita wariskan.
b) Bangsa Indonesia Cinta damai dan Lebih Cinta Kemerdekaan.
Dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, senantiasa terus menggalang persatuan dunia menuju pada tata kehidupan dunia yang lebih damai dan sejahtera. Itulah jati diri Bangsa Indonesia sebagai lambang Nasionalisme dan sekaligus Internasionalisme sebagai bangsa yang aktif dan turut serta untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi.
Di dalam situasi seperti sekarang ini dimana dunia sedang “terancam perang” di berbagai belahan benua, maka di pandang perlu Indonesia tampil dan memelopori usaha-usaha perdamaian melalui berbagai forum Internasional bersama-sama bangsa lain yang sejalan.
c) Sebagai Bangsa Indonesia yang Berbudaya Luhur ramah dan bersahabatan.
Keluhuran budaya Indonesia terletak pada karakter dan citra bangsa yang ramah dan bersahabat. Karena kita anti penjajah dan cinta perdamaian, maka memupuk pesahabatan antar bangsa menjadi motivasi dan langkah-langkah kongkrit untuk merealisasikan cita-cita perdamaian. Budaya demikian itu terus di pupuk, di kembangkan dan dipromosikan ke semua bangsa di dunia ini, agar keberadaan Indonesia dan perannya dapat mengangkat derajat dan martabat bangsa Indonesia.
Budaya Nasional yang merupakan akumulasi dari puncak-puncak budaya daerah, hendaknya terus dapat dipelihara dan dijaga kelestariannya. Hanya bangsa yang bisa mempertahankan jati diri dan budaya Nasionalnya yang akan bisa menjadi bangsa yang besar.
d) Kesetaraan dan Kemandirian Perlu Dipupuk Terus Untuk Mengejar Ketinggalan.
Martabat Bangsa Indonesia adalah ingin setara/sejajar dengan bangsa-bangsa lain, oleh karena itu upaya untuk mengejar kemajuan dan kemandirian adalah suatu tekad dan semangat yang tidak boleh terputus sekalipun menghadapi berbagai kendala. Persaingan antar bangsa akan semakin terlihat pada persaingan kualitas sumber daya manusianya dan bukan saja pada sumber daya alamnya.
22. Peranan seorang mahasiswa adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya. Dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri dapat mencontoh seperti karakter para pahlawan bangsa kita. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia. Dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia mengharapkan peranan pemuda dapat menjadi karakteristik yang baik bagi Indonesia. Untuk mencapai kondisi yang baik generasi muda Indonesia harus mempunyai jati diri yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda terdidik dan terlatih, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-tema pembangunan bangsa. Karena pemudalah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
A. Perwujudan normatif Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
a) Nilai Ketuhanan
Pengembangan religiositas yang mengangkat harkat dan kemanusiaan serta keadilan sosial yang menghargai pluralitas iman dengan berpijak pada semangat solidaritas nasional.
b) Nilai Kemanusiaan
Penegakan HAM yang tidak terlepas dari KAM (Kewajiban Asasi Manusia) yang dilandasi oleh penghargaan terhadap sesama sebagai makhluk Tuhan melalui pengembangan solidaritas sosial, kultural dan ekonomi nasional
c) Nilai Persatuan
Melindungi segenap tumpah darah Indonesia dengan berbagai ragam latar belakang historis religio-sosio-kulturalnya dengan berpegang pada prinsip demokrasi kerakyatan, kemanusiaan dan keadilan sosial.
d) Nilai Kerakyatan
Pengembangan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan dengan tetap berpijak pada nasionalitas,religiositas dan nilai kemanusiaan demi terwujunya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
e) Nilai Keadilan Sosial
Pengembangan sistem ekonomi yang berpijak pada kepentingan nasional dan melindungi kekayaan nasional dengan tetap memperhatikan keanekaan sistem ekonomi kerakyatan yang berjangkar pluralitas identitas kultural dan sistem ekonomi lokal.
B. Aksi Nyata Mahasiswa dalam melestarikan Pancasila
- Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut masing-masing.
- Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing.
- Saling menghormati antar umat beragama.
- Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.
- Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat ekonomi,maupun tingkat pendidikan.
- Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan.
- Membela kebenaran dan keadilan.
- Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama
- Tidak melakukan diskriminatif.
- Cinta pada tanah air dan bangsa.
- Menjaga nama baik Bangsa dan Negara.
- Tidak membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri.
- Ikut serta dalam ketertiban dunia.
- Menjunjung tinggi persatuan bangsa.
- Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan masalah.
- Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
- Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.
- Menghormati hasil musyawarah.
- Ikut serta dalam pemilihan umum.
- Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita.
- Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.
- Menghormati hak dan kewajiban orang lain
Peranan seorang mahasiswa adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya. Dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia mengharapkan peranan pemuda dapat menjadi karakteristik yang baik bagi Indonesia. Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda terdidik dan terlatih, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-tema pembangunan bangsa. Karena pemudalah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Aksi nyata mahasiswa dalam melestarikan Pancasila dapat dilakukan dengan sederhana namun pasti berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, mulai dari sila pertama sampai sila kelima.
Hal yang paling mendasar dalam mewariskan pancasila adalah mewariskan butir dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri, lalu bagai mana kita mewarikan hal tersebut. Tindakan nyata dalam hal ini adala adanya pelajaran atau pendidkan yang mengajarkan tentang pancasila seperti PKN ditingkat sekolah dan pendidkan pancasila pada tingat universitas dan tentunya masih banyak lagi mata pelajaran/ kuliah yang menyangkut pembelajaran untuk mewarisakan pancasila itu sendiri, bukti lain adalah adalah kita dibacakan naskah pancasila pada saat kita sekolah, para pendidik kita mengharapkan dengan dibacaan sesering mungkin kita menjadi setidaknya tahu apabunyi dari butir-butir kelima sila tersebun dan cita-citakan dulu, Pancasila sesungguhnya ada didalam setiap warga Negara, oleh sebab itu cara
melestarikan yang paling baik adalah mulai dari kita sendiri dengan bersikap dan berpedoman dari apa yang dianjurkan dan tertulis dalam pancasila, hal lain adalah bagi para pemimpin Negara ini untuk memberikam contoh kepada warga apa yang harus dan apa yang tidak boleh di perbuat oleh kita yang berpegang pada pedoman pancasila.
sumber :