IPTEK DAN LINGKUNGAN
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah -Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyusun makalah dengan materi “Pengaruh Perkembangan IPTEK
terhadap lingkungan”, yang merupakan media penunjang untuk mata kuliah Pengantar Lingkungan.
Selama penulisan
makalah ini, saya tidak lepas dari
berbagai hambatan. Alhamdulillah berkat bimbingan, pengarahan, masukan dan
bantuan dari berbagai pihak akhirnya saya
dapat menyelesaikannya.
Dalam kesempatan
ini, dengan segala kerendahan hati perkenankanlah kami menyampaikan terima
kasih yang setulusnya kepada :
1.
Tuhan Yang Maha
Esa atas segala kemudahan yang telah diberikan kepada saya hingga saya dapat
membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya.
2.
Bapak Edi Minaji
Pribadi, Selaku Dosen mata kuliah Pengantar Lingkungan Universitas Gunadarma, atas
segala ilmu yang telah diberikan pada saya.
3.
Staf Perpustakaan Universitas Gunadarma, atas kerjasamanya telah membantu saya dalam mencari
referensi buku yang kami butuhkan dalam pembuatan makalah ini..
4.
Kedua orang tua saya, yang telah mendidik
dengan penuh kesabaran, ketulusan dan kasih sayang.
5.
Rekan-rekan kelas 2ib04, serta semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memotivasi dan
memberikan inspirasinya.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan perbaikan yang bersifat membangun. Dengan segala kerendahan hati kami
berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Depok, 19 November 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
...............................................................................
|
I
|
||
DAFTAR ISI
.............................................................................................
|
II
|
BAB
I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang
.......................................................... 1
B.
Tujuan
........................................................................ 2
1.
Umum.................................................................... 2
2.
Khusus................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN 3
A.
Dampak
Perkembangan Teknologi Terhadap lingkungan. 3
B.
Dampak
Positif & Negatif Teknologi ........................... 4
C.
Dampak Kemajuan
Teknologi informasi.......................... 8
D. Menyikapi Kemajuan Teknologi informasi................... 9
BAB
III PENUTUP 10
A.
Kesimpulan
................................................................... 10
Daftar
pustaka………………………………………………………………. 11
Daftar Gambar................................................................................................ 12
Daftar Video.................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan
teknologi yang semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi
kenyataannya teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi
kehidupan manusia. Ketakutan yang dirasakan oleh manusia akibat perkembangan
teknologi ini disebabkan adanya kekhawatiran akan adanya penyalahgunaannya oleh
orang yang tidak bertanggung jawaab.
Berbicara tentang
dampak dari perkembangan IPTEK, maka kita akan dihadapka pada berbagai bidang,
bahkan hampir semua aspek dalam kehidupan di dunia ini peyang dapat dipengaruhi
oleh adanya perkembangan IPTEK, seperti yang kita lihat sekarang ini, semua
orang dalam kehidupannya sehari-hari hampir tidak bisa lepas dari teknologi,
seorang dosen kalau pergi ke kampus tidak lupa membawa, laptop dan LCD, setiap
orang selalu berdampingan dengan HP, saat jam istirahat di rumah, selalu
ditemani dengan tayangan Televisi, dan lain sebagainya, kesemuanya itu hanya
sebagian kecil dari pengaruh perkembangan yang ditimbulkan oleh IPTEK.
Sebagai contoh PSS
saat ini mengidentifikasi bahwa penyalahgunaan senjata nuklir, kimia, biologi
dan radiologi serta WMO lain merupakan merupakan salah satu klaster ancaman
bersama bagi umat manusia. Padahal hal tersebut merupakan hasil pemikiran
manusia yang genius. Apalagi kalau perkembangan tersebut bersinergi negative
dengan bahaya terhadap keamanan lain, baik yang bersifat simetrik seperti antar
Negara maupun bahaya asimetrik seperti terorisme dan kejahatan transnasional
terorganisasi yang disponsori oleh “nonstate actors”. Hal tersebut tidak hanya
membahayakan Negara sebagai kesatuan (statecentric), tetapi juga membahayakan
keamanan manusia (human security). (Sofyan Sauri, 2009)
B. Tujuan
1. Untuk
Masyarakat
Setelah
membaca makalah ini diharapkan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Perkembangan IPTEK serta Pengaruhnya Terhadap
Lingkungan.
2. Untuk
Mahasiswa
-
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian tentang Perkembangan
IPTEK
-
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruhnya
Perkembangan IPTEK dengan Lingkungan
-
Mahasiswa dapat mengetahui dampak yang
terjadi dari perkembangan IPTEK
3. Untuk Penyusun Makalah
-
Penyusun makalah
dapat memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Lingkungan yang telah diberikan oleh
Dosen yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dampak Perkembangan Teknologi Terhadap Lingkungan
Joseph Schumpeter
(dalam Marchinelli dan Smelser,1990 :14-20) mengisyaratkan tentang pentingnya
inovasi dalam proses pembangunan ekonomi di suatu negara. Dalam hal ini,
pesatnya hasil penemuan baru dapat dijadikan sebagai ukuran kemajuan
pembangunan ekonomi suatu bangsa. Dari berbagai tantangan yang dihadapi dari
perjalanan sejarah umat manusia, kiranya dapat ditarik selalu benang merah yang
dapat digunakan sebagai pegangan mengapa manusia “survival” yaitu oleh karena
teknologi. Teknologi memberikan kemajuan bagi industri baja, industri kapal
laut, kereta api, industri mobil, yang memperkaya peradaban manusia.. Teknologi
juga mampu menghasilkan sulfur dioksida, karbon dioksida, CFC, dan gas-gas
buangan lain yang mengancam kelangsungan hidup manusia akibat memanasnya bumi
akibat efek “rumah kaca”.
Teknologi yang diandalkan sebagai istrumen utama dalam “revolusi
hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian,- karena adanya bibit unggul,
bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen, pestisida dan insektisida. Dibalik
itu, teknologi yang sama juga menghasilkan berbagai jenis racun yang berbahaya
bagi manusia dan lingkungannya, bahkan akibat rutinnya digunakan berbagi jenis
pestisida ataupun insektisida mampu memperkuat daya tahan hama tananam misalnya
wereng dan kutu loncat.
Teknologi juga memberi rasa aman dan kenyamanan bagi manusia
akibat mampu menyediakan berbagai kebutuhan seperti tabung gas kebakaran,
alat-alat pendingin (Iemari es dan AC), berbagai jenis aroma parfum dalam
kemasan yang menawan, atau abat anti nyamuk yang praktis untuk disemprotkan,
dan sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata CFC
(chlorofluorocarbon) dan tetrafluoroethylene polymer yang digunakan justru
memiliki kontribusi bagi menipisnya lapisan ozone di stratosfer.
Teknologi memungkinkan negara-negara tropis (terutama negara
berkembang) untuk memanfaatkan kekayaan hutan alamnya dalam rangka meningkatkan
sumber devisa negara dan berbagai pembiayaan pembangunan, tetapi akibat yang
ditimbulkannya merusak hutan tropis sekaligus berbagai jenis tanaman berkhasiat
obat dan beragam jenis fauna yang langka.
Bahkan akibat kemajuan teknologi, era sibernitika yang
mengglobal dapat dikomsumsi oleh negara-negara miskin sekalipun karena
kemampuan komputer sebagai intrumen informasi yang tidak memiliki batas ruang.
Dalam hal ini, jaringan Internet yang dapat diakses dengan biaya yang tidak
mahal menghilangkan titik-titik pemisah yang diakibatkan oleh jarak yang saling
berjauhan. Kemanjuan teknologi sibernitika ini meyakini ekonom Peter Drucker
(Toruan, dalam Jakob Oetama (ep.) 1999:35, bahwa kemajuan yang telah dicapai
oleh negara maju akan dapat disusul oleh negara-negara berkembang, terutama
oleh menyatunya negara maju dengan negara berkembang dalam blok perdagangan.
Berdasarkan data perbandingan tersebut, indikasi kebijaksanaan
harus menitikberatkan perhatian yang lebih bagi upaya untuk mengkreasi
penemuan-penemuan teknologi, melalui tahapan mempelajari proses akuisisi dan
peningkatkan kemampuan teknologi yang telah dikuasai.
Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh
Magrath dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam Sudjana dan Burhan
(ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa
nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari GDP, dan lebih
besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat
kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di
Jawa.
Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah
industri. Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk
seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, pcb, meningkat tajam dalam
kandungan air permukaan dan biota airnya. Kelangkaan air tawar semakin terasa,
khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi
banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi
ekosistemnya yang telah rusak.
Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah,
bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37
derajat celcius. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO,
NO2r S02, dan debu. Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa
semakin menipis, seperti minyak bumi dan batubara yang diperkirakan akan habis
pada tahun 2020. Luas hutan Indonsia semakin sempit akibat tidak terkendalinya
perambahan yang disengaja atau oleh bencana kebakaran. Kondisi hara tanah
semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin memyempit dan mengalami pencemaran.
B.
Dampak Positif Dan Negatif Tehadap Teknologi Lingkungan
1. Dampak Positif
a.
Bidang industri:
1)
Diperluasnya lapangan kerja dengan berdirinya industri atau
pabrik baru.
2)
Perkembangan industri bertambah baik, misalnya dengan penelitian
dan pengembangan di bidang industri transportasi, elektronika, dan industri
rekayasa.
3)
Berkembangnya tanaman sebagai bahan baku industri (kapas untuk
industritekstil, kayu sengon, dan pinus untuk industri kertas).
4)
Diciptakannya mesin daur ulang, sehingga sampah sebagai sumber
pencemaran lingkungan dapat di urangi.
5)
Peningkatan industri ekspor migas dan nonmigas.
6)
Memperoleh devisa dari industri pariwisata
.
b.
Bidang Pertanian:
1)
Bertambahnya varietas baru dan unggul.
2)
Peningkatan hasil produksi pertanian.
3)
Dikenal dan dipakainya alat-alat pertanian modern.
4)
Dikenalnya sistem pemupukan dan obat-obatan hama.
5)
Pemberantasan hama dengan pesawat terbang di perkebunan.
2. Dampak Negatif
a.
Bidang lingkungan alam:
1)
Lahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan semakin
sempit karena dibangun banyak perumahan.
2)
Rusaknya lingkungan alam, karena dibangunnya industri atau
pabrik.
3)
Terjadinya banjir dan erosi karena penebangan hutan tidak
terkendali. (al: ilegal loging)
4)
Untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya manusia
mengeksploitasi alam.
5)
Pemupukan yang berlebihan mengakibatkan pencemaran tanah.
6)
Penyemprotan peptisida berimbas makhluk hidup yang lain terkena
racun tahan lama yang dapat menyebar dalam rantai makanan ke ekosistemnya
sehingga dapat memengaruhi mata rantai makhluk hidup yang memakannya.
7)
Terjadinya pencemaran udara akibat pembakaran hutan yang
menghasilkan CO2 dan CO.
8)
Terjadinya pencemaran air dari buangan limbah industri.
9)
Terjadinya pencemaran udara dari asap-asap industri, mobil, dan
kendaraan bermotor.
10) Terjadinya pencemaran
tanah, bau, dan sampah-sampah industri dan rumah tangga.
Sedangkan pandangan teknologi yang diciptakan manusia untuk
lingkungan hidupnya menjadikan teknologi sebagai pengatur keseimbangan terhadap
kerusakan yang telah dilakukan oleh manusia dan mengakibatkan manusia sangat
ketergantungan terhadap penggunaan teknologi.
Penemuan yang canggih dalam bidang industri ini menyebabkan
dampak bagi lingkungan. Dimana terdiri dari : lingkungan alam fisik (
air,udara, tanah), lingkungan alam biotik(tumbuhan, hewan, manusia), lingkungan
buatan ( waduk, bendungan), serta lingkungan sosial ( kelangsungan hidup
manusia).
Untuk itu sasaran pembangunan dalam bidang industri harus
ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan ini dapat dirasakan
melalui manfaat yang ada dalam teknologi. Perlu dihindari pula dampak
negatifnya. Karena itu aspek lingkungan yaitu pelestarian lingkungan baik masa
kini maupun masa dating harus selalu menjadi perhatian setiap pembangunan. Agar
dalam setiap pembangunan berwawasan lingkungan ditetapkan PPRI No. 29 Tahun
1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yaitu hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan proses pengambilan keputusan.
Namun, pada kenyataanya dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan
berupa :
a)
Mutasi Gen yaitu perubahan gen dalam kromosom (letak dan sifat)
yang menyebab-kan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan
kromosomnya lazim disebut MUTASI saja. misalnya dengan sinar X.
b)
Dampak Rumah Kaca Meningkatnya suhu permukaan bumi akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan
permukaan laut yang mengakibatkan negara Kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar. Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi
rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar
tahun 2030.
Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorpsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami: 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diabsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorpsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami: 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diabsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
c)
Hujan Asam
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita mengenal hujan yang memang hampir kita jumpai setiap hari. Hujan secara umum bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah (H2CO3). Jenis asam dalam hujan yang biasa terjadi ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Sedangkan, hujan asam yang kita kenal dapat diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran. Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tana
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita mengenal hujan yang memang hampir kita jumpai setiap hari. Hujan secara umum bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah (H2CO3). Jenis asam dalam hujan yang biasa terjadi ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Sedangkan, hujan asam yang kita kenal dapat diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6.
Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran. Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tana
d)
Lubang Lapisan Ozon
Ozon adalah lapisan gas yang terdapat di atmosfer, tepatnya di lapisan stratosfer. Gas ozon terdapat dalam jumlah sedikit, tetapi keberadaanya sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk di bumi, Sinar matahari yang memancar ke permukaan bumi mengandung radiasi sinar ultra violet yang berbahaya. Sebelum mencapai ke permukaan bumi, molekul ozon menyerap radiasi ultra viole. Sinar tersebut kemudian akan menguraikan ozon menjadi oksigen.
Namun ozon dapat terbentuk kembali dari gabungan oksigen dan Radiasi sinar ultra violet yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kecepatan pertumbuhan tanaman, sehingga tumbuhan akan menjadi kerdil dan akibatnya, hasil panen akan berkurang. bagi manusia, sinar ultra violet yang berlebihan dapat menimbulkan kanker kulit, katarak, menurunnya sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, dan suhu udara terasa semakin panas. dengan demikian dapat dibayangkan apa yang terjadi jika lapisan ozon rusak atau bocor. Kemajuan teknologi dan aktivitas manusia memicu terjadinya kerusakan keseimbangan proses penguraian yang terjadi pada laipsan ozon. Gangguan tersebut terjadi karena adanya golongan senyawa klorofluorokarbon [CFC-chloro fluoro carbon] atau yang lebih dikenal sebagai FREON.
Freon memiliki sifat tidak beracun, tidak mudah terbakar, stabil, ringan, tidak larut dalam air dan murah sehingga sangat menguntungkan. Karena sifat stabil tersebut, maka freon akan lolos hingga ke lapisan stratosfer dimana ozon berada tanpa mengalami perubahan kimia. Di lapisan ini, freon akan terurai oleh radiasi sinar ultra violet.
Penguraian senyawa freon akan menghasilkan atom klor bebas yang sangat reaktif dan bersifat merusak lapisan ozon. Laipsan ozon yang rusak tidak bisa terpulihkan lagi secara alami. Jika dilihat dari foto satelit, laipsan ozon yang telah rusak tampak seperti lubang sehingga disebut lubang ozon [ozon hole]. Sedangkan zat-zat yang dapat menipiskan lapisan ozon disebut zat penipis lapisan ozon atau Ozon Depleting Substance (ODS).
Ozon adalah lapisan gas yang terdapat di atmosfer, tepatnya di lapisan stratosfer. Gas ozon terdapat dalam jumlah sedikit, tetapi keberadaanya sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk di bumi, Sinar matahari yang memancar ke permukaan bumi mengandung radiasi sinar ultra violet yang berbahaya. Sebelum mencapai ke permukaan bumi, molekul ozon menyerap radiasi ultra viole. Sinar tersebut kemudian akan menguraikan ozon menjadi oksigen.
Namun ozon dapat terbentuk kembali dari gabungan oksigen dan Radiasi sinar ultra violet yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan kecepatan pertumbuhan tanaman, sehingga tumbuhan akan menjadi kerdil dan akibatnya, hasil panen akan berkurang. bagi manusia, sinar ultra violet yang berlebihan dapat menimbulkan kanker kulit, katarak, menurunnya sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, dan suhu udara terasa semakin panas. dengan demikian dapat dibayangkan apa yang terjadi jika lapisan ozon rusak atau bocor. Kemajuan teknologi dan aktivitas manusia memicu terjadinya kerusakan keseimbangan proses penguraian yang terjadi pada laipsan ozon. Gangguan tersebut terjadi karena adanya golongan senyawa klorofluorokarbon [CFC-chloro fluoro carbon] atau yang lebih dikenal sebagai FREON.
Freon memiliki sifat tidak beracun, tidak mudah terbakar, stabil, ringan, tidak larut dalam air dan murah sehingga sangat menguntungkan. Karena sifat stabil tersebut, maka freon akan lolos hingga ke lapisan stratosfer dimana ozon berada tanpa mengalami perubahan kimia. Di lapisan ini, freon akan terurai oleh radiasi sinar ultra violet.
Penguraian senyawa freon akan menghasilkan atom klor bebas yang sangat reaktif dan bersifat merusak lapisan ozon. Laipsan ozon yang rusak tidak bisa terpulihkan lagi secara alami. Jika dilihat dari foto satelit, laipsan ozon yang telah rusak tampak seperti lubang sehingga disebut lubang ozon [ozon hole]. Sedangkan zat-zat yang dapat menipiskan lapisan ozon disebut zat penipis lapisan ozon atau Ozon Depleting Substance (ODS).
e)
Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
C.
Dampak Kemajuan Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi informasi telah membawa
berbagai dampak bagi kehidupan kita baik dampak positif maupun dampak negatif
yang diperoleh akibat kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh teknologi
informasi kepada kita untuk bertukar informasi dan meminimalisir waktu dan
tenaga yang diperlukan untuk melakukan pertukaran informasi tersebut.
1.
Dampak positif teknologi informasi:
a.
Informasi yang disampaikan lebih up to date dan akurat karena
prosesnya cepat
b.
Komunikasi jarak jauh pun menjadi sangat cepat dan praktis
c.
Menyediakan informasi umum yang dapat menambah wawasan kita
d.
Dengan internet dapat menghemat biaya dan tenaga yang
dikeluarkan bila dibandingkan dengan bertukar informasi melalui pos surat.
2.
Dampak negatif teknologi informasi:
a.
Munculnya kejahatan jenis baru, misalnya penipuan dengan cara
memanipulasi data pada rekening bank, pencurian informasi berharga melalui
sabotase jaringan informasi, virus computer, penyadapan email, dsb.
b.
Pelanggaran terhadap hak-hak privasi
c.
Pembajakan lagu dan film
d.
Penyebaran hal-hal yang berbau sara dan pornografi semakn cepat
D.
Menyikapi Kemajuan Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi informasi telah banyak
membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan kita, oleh sebab itu
sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui cara yang tepat dalam menyikapi
kemajuan teknologi informasi tersebut untuk menghindarkan pengaruh dari hal-hal
yang negatif yang turut dibawa oleh kemajuan teknologi informasi
REFRENSI : http://prasetiawan03.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-iptek.html
- http://firmanfirdauss.blogspot.co.id/2015/11/iptek-dan-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar